Pengertian Unsur Intrinsik Cerpen Lengkap

TAMBANGILMU.COM - Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk lebih memahami atau menghayati suatu karya sastra, salah satunya adalah dengan kita melakukan analisa unsur-unsur dalamnya atau yang biasa disebut unsur intrinsik dan unsur-unsur diluarnya atau yang biasa kita sebut dengan unsur ekstrinsik.

Karena semua unsur dalam suatu karya sastra akan memiliki sebuah keterkaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya. Oleh karena itu, Pada kesempatan ini admin tambangilmu akan membagikan tentang pengertian unsur intrinsik cerpen yang akan dijelaskan secara lengkap dan mudah untuk dimengerti.


Apa sih unsur instrinsik itu?

Unsur intrinsik di dalam cerpen adalah unsur – unsur yang berterkaitan langsung dengan sebuah karya sastra atau cerita yang dibuat dalam hal ini adalah cerpern.


UNSUR INTRINSIK CERPEN

Berikut ini akan saya rincikan hal – hal yang berkaitan dengan unsur intrinsik dalam sebuah cerpen, yaitu sebagai berikut :


1. Tema

Untuk mendapatkan sebuah tema dalam sebuah cerpen, pertama kita harus membaca cerpern tersebut secara menyeluruh terlebih dahulu isi ceritanya.

Biasanya tema tersebut akan sesuai dengan makna atau amanat yang ingin disampaikan oleh si penulis atau pengarang. Tema akan menyangkut ide dari keseluruhan isi cerita yang tertuliskan dalam cerpen. Kebanyakan tema di dalam cerpen akan berisi tentang sebuah masalah persahabatan, cinta dan kasih, kepatuhan dan lain-lain.

Hal mendasar dari tema adalah bahwa tema akan kaitan dengan sikap dan pengamatan si pengarang atau penulis terhadap kehidupan yang menyatakan gagasannyanya dalam unsur dari keseluruhan cerita yang ia buat.



2. Alur atau Jalan Cerita

Alur adalah suatu rangkaian perjalanan dari cerita yang tidak akan terlihat oleh kasat mata. Jalan ceritanyalah yang akan dikuatkan dengan hadirnya sebuah alur. Dengan naik atau turunnya sebuah jalan cerita karena adanya sebab dan akibat, bisa dikatakan bahwa sebuah alur dan jalan cerita dapat muncul karena disebabkan adanya konflik. Konflik di dalam sebuah cerita tidak harus berisi tentang pertentangan antara orang di dalam ceritanya.

Konflik juga dapat muncul di dalam seorang tokoh dengan dirinya sendiri bahkan dengan lingkungan di sekelilingnya. Sebuah kejadian baru dapat dikatakan cerita kalau di dalam cerita tersebut terdapat perkembangan dari kejadian dan hal yang akan menggerakkan kejadian lain dalam sebuah cerita yang disebut sebagai plot.

Suatu kejadian dapat dikatakan berkembang jika ada penyebab terjadinya konflik yang berkembang dalam sebuah cerita. Terjadinya sebuah konflik harus ada penyebabnya. Konflik akan terjadi dari awal cerita dan berakhir pada akhir cerita.

Dapat digambarkan secara sederhana, sebagai berikut :

Pengenalan sebuah konflik > timbul suatu permasalahan > puncak permasalahan > permasalahan akhirnya mereda > penyelesaian permasalahan.


3. Tokoh dan Perwatakan

Setiap tokoh memiliki cara yang berbeda-beda dalam menghadapi suatu permasalahan atau kejadian. Semua disebabkan karena adanya perbedaan latar belakang atau pengalaman hidup dari masing-masing tokoh. Penulis atau pengarang cerita tersebut akan dikatakan berhasil kalau ia dapat menghidupkan watak dari para tokoh dalam ceritanya dengan menggambarkan suasana hati sang tokoh lalu menyampaikan latar belakangnya.

Hal – hal yang harus diamati agar mengetahui perwatakan dari para tokoh cerita adalah sebagai berikut;

  • Apa yang akan dan telah dilakukan oleh para tokoh
  • Melalui dialog para tokoh
  • Melalui penggambaran fisik tokoh
  • Melalui pemikiran para tokoh
  • Melalui penjelasan langsung oleh penulis terhadap para tokoh.


4. Latar atau Setting

Latar atau setting adalah salah satu bagian dari sebuah cerpen yang akan dinilai cukup penting sebagai sebuah penggerak dari cerita tersebut. Setting akan mempengaruhi unsur – unsur yang lainnya seperti tema dan penokohan. Karena pada setting tidak hanya akan menyangkut lokasi sebuah cerita berjalan, tetapi didalamnya juga akan mencakup tempat,  waktu dan sosial.


5. Sudut Pandang atau Point of View

Sudut pandang dalam sebuah cerita ini akan sangat erat hubungannya dengan penulis atau pengarang sebuah cerpen. Ini dikarenakan cara, dan watak serta kepribadian dari si penulis atau pengarang cerpen akan banyak hal yang mempengaruhi cerita yang dibuatnya.

Macam-macam sudut pandang pengarang, yaitu;

Objektive point of view
Pengarang hanya akan menceritakan apa yang sedang terjadi, para tokoh dihadirkan sesuai dengan karakternya masing-masing. Pengarang tidak terlibat dalam pembentukan karakter para tokohnya. Hal ini terjadi pada film-film di sebuah televisi.

Omniscient point of view
Pengaranglah yang akan menciptakan karakter para tokoh dalam sebuah cerita, dan pengarang akan mengetahui segalanya. Pengarang akan menciptakan apapun yang diperlukan untuk melengkapi ceritanya agar dapat mencapai tujuan yang diinginkannya.

Point of view orang pertama
Seringkali dikenal dengan sudut pangang “aku”. Sama halnya seperti seorang yang mengajak orang lain untuk berbicara.

Point of view orang ketiga
Biasanya digunakan dalam menceritakan sebuah pengalaman dari seseorang. Pengarang atau penulis cerpen hanya sekedar menuliskan pemikirannya kepada para tokoh. Sudut pandang ini menggunakan kata ganti “dia” atau dapat menggunakan nama orang.


6. Gaya

Hal ini gaya akan berhubungan dengan cara khas dari pengarang atau penulis cerpen dalam mengungkapkan ekspresi akan cerita yang ditulisnya. Gaya menyangkut bagaimana seorang pengarang akan memilih tema, menentukan sebuah persoalan, menganalisis persoalan tersebut dan menyelesaikan persoalan yang ia hadirkan dalam sebuah cerpen.


7. Amanat

Amanat adalah bagian akhir dari cerpen yang merupakan pesan dari pengarang kepada pembaca. Pengarang akan menitipkan nilai-nilai penting kehidupan yang diambil dari cerita yang dibaca. Amanat akan menyangkut bagaimana si pembaca bisa memahami dan meresapi sebuah isi cerita yang dibacanya. Setiap pembaca akan merasakan sebuah nilai yang berbeda dari cerpen yang dibacanya.