TAMBANGILMU.COM - Impedansi Listrik, atau singkatnya impedansi, adalah ukuran resistansi arus bolak-balik (AC).
Impedansi listrik sering juga disebut sebagai hambatan komponen elektronik terhadap aliran arus pada suatu rangkaian pada frekuensi tertentu. Di Wikipedia, impedansi listrik didefinisikan sebagai derajat penekanan arus bolak-balik sinusoidal.
Impedansi, atau impedansi dalam bahasa Inggris, biasanya diwakili oleh huruf Z. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini admin tambangilmu akan membagikan tentang Impedansi Listrik : Pengertian, Contoh, dan Rumus. yang bisa kalian pahami.
Pengertian Impedansi dan Perbedaan Impedansi dengan Resistansi
Seperti yang disebutkan sebelumnya, impedansi adalah ukuran resistansi pada sumber daya AC, dan resistansi adalah kemampuan suatu benda untuk menghambat atau mencegah aliran arus.
Karena pengaruh kapasitansi dan induktansi, impedansi secara inheren lebih kompleks daripada resistansi, dan pengaruh kapasitansi dan induktansi bervariasi dengan frekuensi arus yang mengalir melalui rangkaian. Singkatnya, impedansi adalah suatu bentuk resistansi, yang terkait dengan frekuensi.
Impedansi dan tahanan memiliki arti yang sama yaitu tahanan suatu komponen terhadap arus, dan keduanya menggunakan OHM (Ω) sebagai satuan ukurnya. Namun, berbeda dengan resistansi, nilai resistansi dalam impedansi berubah seiring dengan frekuensi sinyal.
- Baca Juga : Osiloskop : Pengertian, Jenis dan Fungsinya
Ini berarti bahwa satu atau lebih resistansi komponen akan bervariasi sesuai dengan frekuensi sinyal yang masuk ke komponen.
Oleh karena itu, jelas bahwa resistansi adalah nilai dan pengukuran yang tidak bergantung pada frekuensi. Resistansi tidak memperhitungkan frekuensi sinyal yang melewatinya, karena pada dasarnya frekuensi ini tidak mempengaruhi resistansi komponen non-reaktif.
Dibandingkan dengan komponen reaktif, nilai resistansi dapat bervariasi sesuai dengan frekuensi input. Impedansi akan bervariasi sesuai dengan frekuensi sinyal input. Inilah perbedaan antara resistansi dan impedansi.
Komponen reaktif dan non-reaktif
Komponen elektronik non-reaktif adalah komponen elektronik yang tidak terpengaruh oleh frekuensi sinyal yang melewatinya, dan bahkan jika frekuensinya berubah, nilai resistansi atau nilai resistansi tidak akan berubah.
Salah satu komponen elektronika yang tidak berfungsi adalah resistor. Dengan tidak adanya tegangan AC maupun tegangan DC, nilai resistansi pada resistor tidak akan berubah. Dengan kata lain, saat dihubungkan ke sinyal DC atau sinyal AC, nilai resistansi pada resistor akan sama.
Pada saat yang sama, komponen reaktif mengacu pada komponen yang nilai resistansinya berubah jika frekuensi sinyal input berubah. Dua komponen reaktif utama adalah kapasitor dan induktor.
Dibandingkan dengan kapasitor, induktor adalah komponen reaktif, dengan impedansi lebih rendah pada frekuensi rendah, dan impedansi lebih tinggi pada frekuensi tinggi. Ketika frekuensi meningkat, impedansi induktor juga akan meningkat. Inilah yang disebut reaktansi kapasitif dan reaktansi induktif.
Cara menghitung impedansi (impedansi) dalam rangkaian seri RLC
Perlu diperhatikan bahwa ada dua faktor atau elemen yang mempengaruhi hambatan arus bolak-balik yaitu hambatan (R) dan reaktansi (X).
Sekalipun resistansi komponen lain pada rangkaian kecil, resistansi biasanya terdapat pada komponen resistor. Pada saat yang sama, reaktansi dipengaruhi oleh komponen reaktif seperti induktor dan kapasitor (reaktansi induktif (XL) dan reaktansi kapasitif (XC).
Rumus impedansi listrik
Z = √R2 + (XL – XC)2
Contoh perhitungan impedansi pada rangkaian R, L dan C.
Rangkaian seri RLC terdiri dari resistor 15Ω, induktor 0,3H dan kapasitor 47uF, yang dihubungkan secara seri ke catu daya 100V 50Hz AC. Hitung impedansi dan arus yang mengalir di rangkaian.
Diketahui :
R = 15Ω
L = 0,3H
C = 47uF atau 47 x 10-6F
Penyelesaiannya :
1.Hitung Reaktansi Induktif (XL)
XL = 2πfL
XL = 2 x 3,142 x 50 x 0,3
XL = 94,26Ω
2. Hitung Reaktansi Kapasitif (XC)
Xc = 1 / 2πfC
Xc = 1 / (2 x 3,142 x 50 x (47 x 10-6))
Xc = 67,72 Ω
3. Menghitung Impedansi Rangkaian RLC
Z = √R2 + (XL – XC)2
Z = √152 + (94,26 – 67,72)2
Z = √152 + (94,26 – 67,72)2
Z = √152 + 26,542
Z = √225 + 704
Z = √232.4
Z = 15,24 Ω
Jadi Impedansi listrik Rangkaian RLC adalah 15,24Ω
4. Menghitung Arus listrik yang mengalir di Rangkaian RLC
I = V/Z
I = 100V/15,24 Ω
I = 6,5A
Jadi Arus listrik yang mengalir di Rangkaian RLC tersebut adalah sebesar 6,5 Ampere.